ADAB BERHUBUNGAN INTIM SUAMI ISTRI DALAM ISLAM




ADAB BERHUBUNGAN INTIM SUAMI ISTRI DALAM ISLAM.  Berhubungan intim, atau senggama, atau jima, adalah keindahan dan kenikmatan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada mahluknya.


Firman Allah dalam Al-qur’a, surat Al Baqarah ayat 187 ini:



"Dihalalkan  bagi  kamu  pada  malam  hari  puasa, bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah  pakaian  bagimu,dan  kamu  pun  adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat  menahan  nafsumu, karena  itu, Allah  mengampuni  kamu  dan  memberi  maaf  kepadamu.  Maka sekarang campurilah  mereka  dan  ikutilah  apa  yang  telah ditetapkan  Allah  untukmu,  dan makan minumlah kamu, hingga jelas bagimu benang putih dari benang  hitam,  yaitu  fajar.  Kemudian,  sempurnakanlah  puasa  itu sampai malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beriktikaf dalam  masjid.  Itulah  larangan  Allah, maka janganlah kamu mendekatinya ..."


Melakukan hubungan intim antara suami dan istri adalah suatu kewajiban dan berpahala.  Rosululloh saw bersabda :


 "Di kemaluan kamu ada sedekah (pahala)." Para sahabat  bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ketika kami bersetubuh dengan istri akan mendapat pahala?" Rasulullah saw. menjawab, "Ya. Andaikata bersetubuh pada tempat yang dilarang (diharamkan) itu berdosa. Begitu juga dilakukn pada tempat yang halal, pasti mendapat pahala. Kamu hanya menghitung hal-hal yang buruk saja, akan tetapi tidak menghitung hal-hal yang baik."


Adapun tujuan dari berhubungan intim atau jima adalah:

1.      Mencapai maksud dan merasakan kenikmatan

2.      Mengeluarkan air yang dapat mengganggu kesehatan

3.      Terpeliharanya keturunan


4.      Menundukan pandangan, menahan nafsu, menguatkan jiwa, dan agar tidak berbuat serong bagi suami istri



ADAB BERHUBUNGAN INTIM MENURUT ISLAM:


1.      Sebelum berhubungan intim hendaklah suami dan istri memperindah diri masing-masing, bersiwak, dan istri memakai wangi-wangian untuk suaminya .

 Nabi Saw , Bersabda :  “ sebaik-baiknya wanita ialah wanita yg selalu menggunakan wangi-wangian dan bersih “

Dalam riwayat lain dari Sayyidina Ali K.w , Nabi Saw , Bersabda : “ Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yg harum baunya dan sedap masakannya “


2.      Disunatkan  memulainya dengan membaca Basmalah, suami meletakan tangan di ubun-ubun istrinya, dan membaca do’a:

اللّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya (istri) dan kebaikan tabiatnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan tabiatnya.”[HR. Bukhari dari sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallaahu 'anhu].

بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.” ( HR Bukhari Muslim )

Atau do’a-do’a ini:

 “ BISMILLAHI ALLOHUMMA JANNIBNAS SYAITHONA WAJANNIBISYAITHONA MAA ROZAQTANA “

Artinya : “ dengan menyebut asma alloh , jauhkanlah diri kami dari setan ,dan jauhkan setan dari sesuatu yg telah engkau rizqikan kepada kami . maka apabila dalam senggama itu alloh mentaqdirkan menjadi anak ,maka setan tidak akan mampu membuat bahaya .

Menurut Imam ghozaly : di sunnahkan bagi orang yg mau melakukan senggama membaca : “ BISMILLAHIL A’LIYYIL A’DHIM , ALLOHUMMAJ A’LHA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN IN KUNTA QODDARTA AN TAKHRUJA DZALIKA MIN SHULBY “

Artinya : “ dengan menyebut nama alloh yang maha besar lagi maha agung , yaa Alloh … jadikanlah istriku yg menjadi adanya keturunanku yang baik , bila engkau memastikan keturunan itu keluar dari tulang rusuku “

Di dalam kitab “ Qasthalany “ dari imam mujahid di sebutkan : bahwa orang yg melakukan senggama dengan tidak menyebut asma Alloh , maka setan akan ikut masuk melalui lubang dzakar dan setan akan ikut bersenggama.dalam keterangan lain setan akan duduk di dzakar suami maka setan akan mengeluarkan spermanya pada farji istri , sebagaimana suami mengeluarkan spermanya.


3.      Suami hendaknya menyuruh istrinya untuk melepaskan pakaiannya kemudian sama-sama berselimut.   Rosululloh bersabda:    Apabila kalian melakukan senggama, maka jangan telanjang seprti himar “

Diperbolehkan bagi suami dan istri untuk saling melihat aurat satu sama lain. Diperbolehkan pula mandi bersama. Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah dalam satu bejana dan kami berdua dalam keadaan junub.” [HR. Al Bukhari dan Muslim.]  ( silahkan baca:auratku-auratmu disini )

4.      Sebelum berhubungan intim sebaiknya dilakukan dengan senda gurau dan bermesraan terlebih dahulu, seperti sabda Rosululloh:   “ Janganlah sekali-kali di antara kalian melakukan senggama dengan istrinya , sebagaimana yg dilakukan oleh hewan-hewan ternak , sebaiknya kalian menggunakan suatu perantara . “    Sahabat bertanya “ apa yg dimaksud dengan perantara itu, Ya Rosul?”   Nabi Saw , Menjawab : Yaitu Mencium dan berkata-kata dengan bahasa yg Indah-indah “

Hadist dari sayyidah A’isyah , Rosulallloh Saw , Bersabda : “ Barangsiapa memegang tangan istri sambil merayunya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 1 kebaikan dan melebur 1 kejelekan serta mengangkat 1 derajat , Apabila merangkul , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 10 kebaikan melebur 10 kejelekan dan mengangkat 10 derajat , Apabila menciumnya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 20 kebaikan , melebur 20 kejelekan dan mengangkat 20 drajat , Apabila senggama dengannya , maka lebih baik daripada dunia dan isi-isinya “

5.      Jika istri sudah merasakan siap untuk sengama, maka  suami menyuruh istrinya untuk membaringkan tubuhnya yg telah di olesi wangi-wangian dan telah di lepas pakaian yg menempel pada dirinya , dengan sedikit basah naiklah sang suami ke atas tubuh istri dengan cara pelan-pelan , hal ini dilakukan setelah istri mengangkat pantatnya dan di beri alas bantal sehingga pantat lebih tinggi dari pada kepala.


6.      Apabila suami akan mulai melakukan penitrasi hendaklah suami memegang dzakarnya ( penisnya ) dengan tangan kiri , dan mengusap-ngusapkan kepala dzakar di atas bibir-bibir farji ( vagina ) hingga beberapa saat , setelah merasa cukup, barulah pelan-pelan melakukan penitrasi mulut farji  hingga merayap ke dinding farji , pada sa’at inilah pantat istri lebih ditinggikan ,sebab dengan semakin tinggi pantat di angkat , semakin jauh juga jelajah dzakar  hingga pada mulut Rahim .

7.      Apabila suami telah mengusap-ngusapkan dzakarnya ke bibir farji istri , hal itu terus dilakukan sampai puas atau sampai merasa akan keluar sperma atau ejakulasi, maka pada sa’at itulah suami memasukan tangannya ke bawah pantat istrinya dan mengangkatnya agak keras — sementara pantat suami juga di tekan masuk agar jelajah dzakar ( penis ) semakain jauh dan dalam . 



8.      Dalam bersenggama sebaiknya istri lebih dulu merasakan klimaks atau orgasme dari pada suami.   Rosululloh Saw , Bersabda : “ Bahwa syahwat itu ada sepuluh bagian , 9 bagian adalah bagi wanita dan 1 bagian lagi bagi laki-laki , hanya saja alloh menutup wanita dengan perasa’an malu yg sangat kuat” .  Apabila suami melakukan ejakulasi sebelum istrinya , maka akan menimbulkan kekecewa’an terhadap istri .  Tetapi jika orgasme dilakukan bersamaan , maka dapat menyebabkan bertambahnya Cinta , kemesraan yg mendalam.dan juga dapat merasakan puncak keberhasilan dalam kenikmatan rasa cinta dan kasih sayang yg sangat kuat.

9.      Akan lebih baik jika istri berusaha agar farjinya bisa menjepit dzakar suami di sa’at ejakulasi berlangsung.


10.  Syaikh penadzam menjelaskan : disunnahkan ketika suami telah merasakan akan keluar sperma atau ejakulasi membaca :

“ ALHAMDULILLAHILLADHI KHOLAQO MINAL MA I BASYARON FAJA’ALAHU NASABAN WASHIHRO WAKANA ROBBUKA QODIRO “
Artinya : “ Segala puji bagi alloh yg menjadikan manusia dari air sperma lalu alloh jadikan manusia itu punya keturunan dan keluarga sesungguhnya alloh adalah tuhan yg maha kuasa “


HAL-HAL LAIN MENGENAI ADAB SENGGAMA

1.      Diwajibkan bagi suami istri yang telah melakukan senggama untuk mandi apabila hendak shalat.  Waktu mandi bisa dilakukan sebelum atau sesudah tidur.  Berdasarkan hadits Abdullah bin Qais, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Aisyah, ‘Apa yang dilakukan Nabi ketika junub? Apakah beliau mandi sebelum tidur ataukah tidur sebelum mandi?’ Aisyah menjawab, ‘Semua itu pernah dilakukan Rasulullah. Terkadang beliau mandi dahulu kemudian tidur dan terkadang pula beliau hanya wudhu kemudian tidur.”[HR. Ahmad dalam Al Musnad]

Dari hadist lain Rosulalloh Saw , Bersabda :    “ Apabila suami berdiri untuk melakukan mandi junub setelah melakukan senggama dengan istrinya , maka tiada air yg mengalir pada anggota tubuhnya , kecuali Alloh Swt , akan mengampuni semua dosa-dosanya ,dalam keterangan lain, Alloh Swt , akan menulis kepadanya 1 kebaikan dari setiap helai rambut yg terkena atau terbasahi air “


2.      Islam tidak melarang suami istri melakukan senggama dengan berbagai posisi senggama, Sebagaimana firman Allah dalam al-qur’an surat Al-baqarah 222-223, yang artinya:  Istri-istrimu adalah (seperti) tanah  tempat  kamu  bercocok tanam,  maka  datangilah  tanah  tempat bercocok tanammu itu dengan cara bagaimana saja kamu kehendaki.  Dan  kerjakanlah (amal  yang  baik)  untuk  dirimu,  dan takwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan  menemuiNya.  Dan berilah  kabar gembira bagi orang-orang yang beriman."


3.      Namun demikian, posisi senggama sangat dilarang melalui dubur ( anal sex ), seprti Rosululloh saw bersabda :   Barang siapa yang menggauli istrinya ketika sedang haid atau melalui duburnya, maka ia telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad.” [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi ]


4.      Selain anal sex, Islam juga melarang melakukan senggama ketika istri sedang mengalami datang bulan ( haid).


Allah berfirman yang artinya, “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, “Haid itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhi (tidak menjima’i) wanita diwaktu haid, dan janganlah kalian mendekati (menjima’i) mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu pada tempat yang diperintahkan Allah kepad kalian (kemaluan saja). Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Istri-istri kalian adalah (seperti) tanah tempat kalian bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat itu bagaimana saja kalian kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk diri kalian, bertakwalah kepada Allah, ketahuilah bahwa kalian kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.” [Q.S. Al Baqarah: 222-223]. ( baca juga: melakukan sex saat haid )




5.      Suami istri tidak boleh menyebarkan RAHASIA RANJANGYA sendiri, seperti sabda Rosululloh saw: “Sesungguhnya diantara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang mendatangi istrinya dan istrinya memberikan kepuasan kepadanya, kemudian ia menyebarkan rahasianya.” [HR. Muslim dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallaahu 'anhu]


Demikianlah mengenai adab hubungan intim suami istri dalam islam, semoga bermanfaat.






2 komentar :